Okeh
kali ini saya akan menulis tentang permasalahan remaja yang terjadi khususnya
di Desa Salareuma kecamatan Cipicung, Kuningan, Jawa Barat.
Ada
sebuah pepatah yang mengatakan bahwa, pemuda masa kini adalah pemimpin masa
depan, memang benar adanya, ini sangat sejalan dengan sunnatullah yaitu adanya
regenerasi dalam kehidupan, ada yang lahir ada pula yang mati, yang remaja jadi
dewasa, yang dewasa kemudian menua, dan seterusnya.
Menurut
Dr. H. Syamsu Yusuf LN, M.Pd. dalam buku Psikologi Perkembangan dijelaskan
bahwa remaja merupakan masa perkambangan sikap tergantung padaorang tua ke arah
kemadirian, minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap
nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
Dalam
hidup ada beberpa fase, yaitu fase anak-anak, fase remaja, dan fase dewasa.
Diantara fase-fase tersebut, fase remaja menjadi sebuah fase peralihan dari
fase anak-anak menuju fase dewasa, fase remaja ini berlangsung mulai dari umur
12 tahun sampai 21 tahun, dan pada fase remaja fase ini, banyak perubahan yang
terjadi, mulai dari perubahan fisik yang ceppat sampai pola pikir. Namun pada
masa remaja seringkali terjadi banyak permasalahan, atau yang lebih kita kenal
dengan kenakalan remaja, ini biasanya terjadi karena beberapa faktor, dan saya sudah
mengumpulkan beberapa faktor yang diindikasikan bisa mnyebabkan terjadinya
kenakaln remaja dari beberapa narasumber, diantaranya sebagai berikut:
1.
Belum Mempunyai
Pegangan Hidup yang Mantap
Seorang remaja yang dalam pengertian ini masih
menjalani masa transisi, tentu membutuhkan pegangan hidup yang mantap, untuk
mampu mengarungi bahtera hidup yang kian hari kian memprihatinkan, pegangan
hidup ibarat sebuah pondasi bangunan, semakin mantap pondasinya maka
bangunannya pun akan semakin kokoh. Pegangan hidup seorang manusia biasanya
mereka dapatkan dari keyakinan atau agama masing-masing, begitu juga remaja,
mereka kiranya harus mendalami agama untuk dijadikan pegangan hidup demi
membangun sebuah bangunan kehidupan yang kokoh. Seorang remaja yang tidak
mempunyai pegangan hidup biasanya mereka mudah sekali terjebak dalam jalan
hidup yang salah, gaya hidup yang lebih mengutamakan kebebasan. Maka dari itu
pegangan hidup menjadi suatu yang amat penting dimiliki oleh seorang remaja.
2.
Tontonan
Dijadikan Tuntunan
Tidak diayalkan bahwa sebuah tontonan sangat
berpengaruh pada prilaku remaja, seperti halnya saya yang juga sering terobsesi
pada sebuah tontonan. Seorang remaja yang masih belajar untuk membedakan mana
yang baik dan mana yang buruk, kadang tidak mampu menyaring tontonan yang
mereka lihat, segala macam tontonan mereka lihat dan secara tidak sadar mereka
menjadikan tontonan itu menjadi sebuah tuntunan, menjadi trend bahkan gaya
hidup. Tontonan memang tidak semuanya negatif, banyak juga tontonan yang
memberi dampak positif bagi kehidupan remaja, akan tetapi ketika tidak ada
kontrol dari pihak lain, tontonan negatif terkadang lebih diminati dari pada
tntonan yang positif.
3.
Berpikir
Hanya Sekali Saja
Seperti yang dikatakan Bang Haji Rhoma Irama,
darah muda ya darahnya para remaja, mereka selalu merasa paling gagah dan tak
mau mengalah, terkadang mereka maunya menang sendiri walau salah mereka tak
perduli, biasanya para remaja hanya berpikir sekali tak pernah mengkaji tanpa
menghiraukan baik buruknya, seharusnya para remaja waspada dalam melangkah agar
tidak menyesal pada akhirnya.
4.
Lingkungan
Tidak Mendukung
Lingkungan yang kurang kondusif cenderung akan
memberikan dampak negatif bagi para remaja, dan sangat mungkin mereka akan
mengalami kehidupan yang berat, dan ketidak nyamanan. Dalam kondisi seperti
ini, banyak remaja yang malah mencari pelarian yang lebih menjurus pada prilaku
yang kurang wajar, bahkan amoral sampai pada prilaku kriminalitas.
5.
Kurangnya
Perhatian Orang Tua
Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan
pola prilaku remaja, keluarga menjadi pendidikan pertama bagi seorang anak,
maka ketika seorang anak itu tumbuh menjadi remaja, mereka tetaap perlu adanya
perhatian dari orang tua, untuk mengingatkan mereka ketika mereka hilaf,
menegur mereka ketika mereka salah, dan mengajak mereka kejalan yang benar
ketika mereka tersesat.
Permasalah
yang terjadi di desa Salareuma adalah, banyaknya para remaja yang hilang
kontrol, dengan lingkungan yang kurang mendukung mereka cendrung melakukan
prilaku-prilaku yang menyeleweng dari norma-norma, mabuk-mabukan, perjudian
bahkan sampai kepada fenomena hamil diluar nikah yang kini semakin marak.
Ikatan
Remaja Masjid Jami’ At-Taqwa yang resmi dibentuk pada hari Rabu tanggal Januari
2016, diharapkan mampu menjawab tantangan untuk sedikit banyak berperan dalam
pembentukan prilaku remaja yang agamis, serta mampu mengurangi
kenakalan-kenakalan remaja yang ada. Dadang Sadia selaku ketua ikatan remaja
masjid Jami’ At-Taqwa dengan program-program yang dimilikinya, kiranya akan
mampu bersama dengan para anggotanya untuk memberi kegiatan-kegiatan postif
untuk para remaja, sehingga para remaja mempunyai pegangan hidup dan mampu
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk serta berprilaku seperti yang
seharusnya sesuai dengan norma dan aturan yang ada.